Ekonomi Gelap 2023 dan Cara Survive Menghadapinya !!
Dunia sedang tidak baik-baik saja.
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Joko Widodo mendapat “bisikan gaib” dari PBB dan IMF, bahwa di tahun depan atau tahun 2023 – ekonomi global bakal menjadi gelap.
Intinya, kondisi ekonomi dunia nantinya bakal tidak baik-baik saja. Hal itu disebabkan oleh inflasi yang cukup tinggi, hingga mengakibatkan berbagai gangguan ekonomi, dari resesi hingga stagflasi.
Bahkan saat ini inflasi yang tinggi tengah melanda negara-negara Barat akibat harga energi yang gila-gilaan.
Guna meredam inflasi, bank sentral tiap negara sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.
Dikutip dari laman CNBC Indonesia, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) misalnya, sejauh ini sudah 4 kali menaikkan suku bunganya. Inflasi pun sudah mulai menurun di Amerika Serikat, tetapi masih belum pasti apakah penurunan akan terus berlanjut atau justru melah kembali naik.
Kemudian dari eropa, bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) juga sangat agresif menaikkan suku bunga. BoE sudah 5 kali menaikkan suku bunga, termasuk di awal bulan ini. Kenaikan tersebut bahkan menjadi yang terbesar sejak 1997.
Bahkan inflasi di Inggris masih belum terkendali. Pada bulan Juli, inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) melesat 10,1% (year-on-year/yoy) menjadi yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Tekanan inflasi tersebut masih akan terus berlanjut, BoE sendiri memprediksi inflasi di Inggris akan mencapai puncaknya sebesar 13,3% pada bulan Oktober nanti.
Tidak hanya Inggris, Jerman juga diprediksi mengalami hal yang sama. Presiden Bundesbank, Joachim Nagel, memprediksi inflasi akan menembus dobel digit dan ke level tertinggi dalam 70 tahun terakhir. Meski demikian, Nagel mengatakan suku bunga harus terus dinaikkan meski risiko resesi semakin besar.
Krisis energi di Jerman mengakibatkan harga listrik mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, yakni naik tujuh kali lipat dibandingkan tahun lalu. Penyebabnya, harga gas yang meroket 10 kali lipat dari sebelumnya.
Ancaman resesi dan stagflasi ekonomi Eropa ini, tentunya akan berpengaruh pada negara lainnya. Naiknya suku bunga bakal menghambat dunia usaha, dan efek dominonya akan berlanjut ke pasar tenaga kerja yang semakin berkurang. Hal itu dikarenakan inflasi yang tinggi tadi.
Australia sudah merasakan hal tersebut. Pada Jumat (19/8/2022) lalu, Biro Statistik Australia melaporkan sepanjang bulan Juli terjadi PHK sebanyak 40.900 orang. Ini merupakan kali pertama terjadi sejak Oktober 2021.
Selain itu, inflasi yang tinggi turut memaksa bank sentral Australia untuk menaikkan suku bunga 4 bulan beruntun. Kenaikan suku bunga dalam 4 bulan beruntun ini menjadi yang paling agresif sejak awal 1990.
Melihat dari tingginya inflasi di negara-negara barat, Indonesia sepatutnya juga waspada akan perekonomiannya. Apalagi kabarnya bahan bakar minyak petralite akan segera dinaikkan.
Biasanya efek domino dari kenaikan harga BBM ini, akan berimbas pada naiknya harga-harga produk – baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya. Imbas selanjutnya tentu akan menaikkan inflasi yang cukup signifikan.
Tingginya inflasi tersebut tentu berpengaruh pada perekonomian. Daya beli masyarakat bisa tergerus. Hasilnya tentu akan memicu perlambatan ekonomi.
Inflasi yang tinggi menggerus daya beli masyarakat, sementara suku bunga yang tinggi akan menunda ekspansi dunia usaha. Alhasil, perekonomian akan menjadi gelap.
Di tahun depan, risiko tersebut menjadi salah satu yang harus diantisipasi. Apalagi ditambah dengan risiko resesi di Negara Barat, tentunya tantangan bagi perekonomian Indonesia akan semakin berat.
Lantas apa solusinya?
Pada dasarnya kita sebagai rakyat jelata tidak bisa mengendalikan hal-hal di atas. Yang bisa dilakukan hanyalah fokus pada sesuatu yang bisa kita kendalikan. Dalam upaya untuk survive, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan, misalnya:
– Lakukan penghematan
– Kurangi pos-pos pengeluaran yang tidak terlalu di butuhkan
– Jangan ikut-ikutan gaya hidup hedon atau sosialita
– Perbanyak menabung
– Coba cari usaha sampingan, misalnya jual produk, misalnya gorengan, seblak, atau apalah.. atau bisa juga jualan jasa, misalnya jadi ojol, atau buka jasa pijat, atau yang lainnya
– Bisa mencoba investasi, pada instrumen yang sudah diketahui resikonya, misalnya reksadana, atau emas, atau yang lainnya.
Nah itulah dia prediksi kegelapan ekonomi di tahun 2023. Bagaimana tanggapan sobat mengenai hal ini? Yuk silahkan berikan komentar sobat !
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow