Muamalah

Muamalah

Portal Islam

Apr 28, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking

Bisnis Ritel Mulai Berjatuhan, Apakah Gara-Gara Jual Beli Online?

Bisnis di bidang ritel selalu menunjukkan pertumbuhan yang cepat setiap tahunnya. Namun dalam 2 tahun terakhir  bisnis ini cenderung mengalami pertumbuhan yang melambat, bahkan ada beberapa bisnis ritel yang tutup.
Lantas, apa yang menyebabkan bisnis ritel berjatuhan? Apakah karena meningkatnya tren belanja online?
Lesunya bisnis ritel / image via Pixabay
Dilansir dari laman Detik Finance, tingkat konsumsi rumah tangga pada triwulan ketiga tahun 2017 mengalami pertumbuhan — namun melambat. Pertumbuhannya adalah sebesar 4,93% dan menurun jika dibandingkan triwulan sebelum-sebelumnya, yakni di level 4,94% dan 4,95%.
Lantaran perlambatan tingkat konsumsi rumah tangga ini, tentu berakibat pada melambatnya pertumbuhan industri ritel. Bahkan dalam 2 tahun terakhir, ada banyak bisnis ritel yang berjatuhan alias gulung tikar.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto, tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan ketiga tahun 2017
sebesar 4,93%, mengalami penurunan pertumbuhan konsumsi pada komponen pakaian, alas kaki dan jasa perawatan, dari 2,24% di triwulan ketiga tahun 2016 menjadi 2,00% di triwulan ketiga tahun 2017.
Menurut Kecuk, perlambatan pertumbuhan ini juga disebabkan oleh perubahan tren dari offline menuju online. Setidaknya hal itu sudah dibuktikan oleh semua lembaga riset yang menunjukkan hasil serupa.
Meskipun menjadi penyebab lesunya bisnis ritel, namun perubahan tren ke ranah online belum cukup untuk dijadikan penyebab banyaknya ritel yang tutup.
“Tren belanja online ke depan akan semakin besar, tetapi sekarang porsinya sebetulnya belum terlalu signifikan, jadi lebih kepada bukan hal tersebut,” jelas Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/11/2017), seperti dilansir dari laman Detik Finance.
Kecuk pun menambahkan bahwa hasil survei yang dilakukan BPS memang menunjukkan ada beberapa komoditas yang dipenuhi oleh masyarakat dengan cara belanja online, meski belum terlalu besar.
“Survei kecil yang kita lakukan memang menunjukkan ada beberapa komoditas yang dipesan lewat online, dan komoditasnya tertentu salah satunya sandang, alat komunikasi, kemudian yang berkaitan pariwisata, 15% dari rumah tangga pernah melakukan,” pungkas Kecuk.
Baca juga:



Bisnis ritel memang sedang mengalami perlambatan, dan salah satu penyebabnya adalah karena tren belanja online. Meski begitu, tren belanja online bukan menjadi penyebab tutupnya beberapa usaha ritel, karena tren belanja online untuk sektor ritel masih sangat kecil (persentasenya).
Kemungkinan besar, daya beli masyarakat dan menjamurnya bisnis ritel itu sendiri yang menjadi penyebab jatuhnya bisnis tersebut.
Semakin banyak bisnis ritel yang muncul, maka persaingan pun semakin ketat. Sementara itu, daya beli masyarakat yang menurun tentu mengurangi omset dari bisnis tersebut.

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here