Bahaya Metaverse Bagi Umat Manusia di Seluruh Dunia !!
Seberapa berbahayanya metaverse bagi umat manusia? |
Meskipun tampak menarik, sebenarnya ada bahaya yang mengintai di dunia metaverse
“Metaverse of Madness” mungkin bisa menjadi kalimat yang menggambarkan — kemungkinan terburuk di dunia metaverse pp yang akan segera hadir di kehidupan kita. Meskipun tampak seperti judul salah satu film marvel yang nanti akan tayang — yaitu “Doctor Strange 2 in The Multiverse of Madness” — namun penggunaan istilah ini samat sangat tepat — untuk menggambarkan “kegilaan” yang mungkin saja akan ditimbulkan oleh metaverse.
Dampak buruk dari metaverse bagi kehidupan kita
Distopia, adiksi, hingga privasi — menjadi bahaya mengerikan yang akan menghampiri manusia — jika terlalu “gila” dengan yang namanya metaverse.
Presentasi boss Facebook yang berganti nama menjadi Meta — dan menginvestasikan miliaran dollar dalam proyek “metaverse”-nya — nampak terdengar sangat manis dan menarik. Namun, Mark tidak pernah sedikitpun membahas tentang potensi bahaya — yang akan diakibatkan project ambisiusnya itu.
Prediksi negatif tentang metaverse
Beberapa pengamat memprediksi akan ada dampak buruk yang ditimbulkan oleh metaverse, salah satunya adalah Dr David Reid, Profesor AI dan Spatial Computing di Liverpool Hope University. Meskipun dia percaya bahwa metaverse berpotensi membawa beberapa kemungkinan menarik bagi umat manusia, namum metaverse juga berisiko memperdalam masalah yang ada dengan media sosial — dan internet secara drastis, seperti masalah privasi data dan cyberbullying.
“Metaverse memiliki implikasi yang besar – ia datang dengan keuntungan yang fantastis dan bahaya yang menakutkan. Dan kami membutuhkan sistem yang sangat kuat untuk mengawasi metaverse,” kata Dr Reid dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari laman iflscience.com.
“Orang-orang khawatir tentang pengaruh Twitter terhadap politik saat ini,” tambah Reid. “Tetapi dalam lingkungan yang benar-benar imersif, seberapa besar pengaruh yang dapat Anda miliki terhadap seseorang, ketika Anda dapat membawa seseorang ke zona perang dan menunjukkan kepada mereka secara tepat apa yang sedang terjadi?”
“Demikian pula, seberapa berbahayanya tumpukan media sosial, atau intimidasi online, menjadi metaverse? Saya berpendapat itu berpotensi jauh, jauh lebih ekstrem. Pengalaman mendalam dan imersif bisa sangat emosional,” tuturnya.
Lebih bahayanya lagi, Dr Reid berpendapat kalau perkembangan metaverse akan mengaburkan batas antara virtual dan realitas. Siapa pun yang menjadi “penguasa” metaverse nanti — akan memiliki akses ke jumlah data yang belum pernah ada sebelumnya — dan kekuatan yang tak terhitung jumlahnya.
“Pasar untuk itu sangat besar. Siapa pun yang mengendalikannya, pada dasarnya akan memiliki kendali atas seluruh realitas Anda,” tambah Dr Reid.
“Banyak sistem prototipe MR (Mixed Reality) saat ini memiliki teknologi pelacakan wajah, mata, tubuh, dan tangan. Sebagian besar memiliki kamera canggih. Beberapa bahkan menggabungkan teknologi Electroencephalogram (EEG) untuk mengambil pola gelombang otak. Dengan kata lain, semua yang Anda katakan, manipulasi, lihat, atau bahkan pikirkan dapat dipantau di MR. Data yang akan dihasilkan ini akan sangat luas…. dan sangat berharga,” tegasnya.
“Dan itulah mengapa kita membutuhkan sistem untuk mengawasinya. Tidak ada satu perusahaan pun yang boleh melakukan kontrol – itu terlalu penting untuk itu terjadi.”
Demikian pernyataan dari Dr David Reid — berkenaan bahaya yang mengintai manusia di era metaverse nanti.
Selain Dr Reid, ada juga sosok kenamaan yang mengkritik tentang bahaya metaverse. Da adalah Roger McNamee yang justru adalah seorang investor awal di Facebook. Roger meyakini bahwa metaverse bersifat Dystopia, yakni kebalikan dari Utopia.
Utopia sendiri berarti komunitas masyarakat yang didambakan, karena memiliki prinsip kesetaraan. Sedangkan Dystopia adalah komunitas masyarakat yang sangat tidak didambakan dan memiliki kesan “tempat khayalan yang buruk”.
“Facebook seharusnya tidak diizinkan untuk membuat metaverse dystopian,” tutur McNamee.
“Facebook seharusnya kehilangan hak untuk membuat pilihannya sendiri. Seorang regulator harus ada di sana memberikan persetujuan awal untuk semua yang mereka lakukan. Jumlah kerugian yang mereka lakukan tidak terhitung,” pungkasnya.
Demikian pernyataan dari sang investor awal Facebook tersebut mengenai bahaya metaverse jika dibiarkan tanpa “pengawasan” yang ketat.
Konklusi
Metaverse yang digadang-gadang sebagai internet next generation rupanya memiliki sejumlah potensi negatif — seperti yang diungkapkan 2 tokoh tadi. Pada intinya, baik Dr Reid maupun McNamee — memiliki 1 suara — yakni kontrol pengawasan harus diperketat di dunia metaverse. Pihak pemangku kepentingan, harus merumuskan regulasi yang tepat — agar tidak ada segelintir pihak yang terlalu diuntungkan — dan mengorbankan sebagian besar umat manusia yang tidak tahu apa-apa.
Kontrol privasi hingga pencegahan terhadap cyberbullyng — yang berpotensi lebih massiv di dunia metaverse — harus segera dirumuskan dari sekarang. Jangan sampai kemajuan teknologi berjalan lebih cepat daripada kontrol dan regulasi. Hasilnya bakal kebablasan.
Kemudian dari sisi pengguna, jangan sampai menjadikan metaverse sebagai kehidupan utama mereka. Jangan sampai adiksi menghantui mereka — dan malah menganggap metaverse sebagai kehidupan utama mereka. Kehidupan nyata tetap yang utama, dan kehidupan di metaverse hanya selingan saja. Itulah yang benar.
Perlakukan metaverse hanya sekedar pengisi waktu luang, bukan pengisi waktu utama di kehidupan kita. Perbanyak kegiatan outdoor yang positif, seperti olahraga pagi dan aktivitas positif lainnya. Jangan cuma diam dan memainkan headset di kepala kita — yang menghubungkan ke dunia metaverse — karena justru tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Manfaatkan metaverse untuk hal-hal positif, seperti untuk pekerjaan, penambah pengetahuan / wawasan, terapi meditasi di metaverse, dan hal-hal positif lainnya. Jangan jadikan metaverse untuk melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat, apalagi untuk berbuat kejahatan atau kriminal. Jauhkan itu semua, oke..
Baca juga:
Cara mudah menjualn NFT musik via OpenSea
Well, itulah dia penggambaran tentang bahaya dari metaverse yang berpotensi mengancam umat manusia. Ingat, manfatkan metaverse dengan bijak dan positif, dan jangan sampai “alam virtual” itu menggantikan kehidupan nyata kita.
Semoga penjelasan tadi bermanfaat, dan jangan lupa dishare, yaa.. (af)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow