Muamalah

Muamalah

Portal Islam

Apr 29, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking

Tahun 2018, Budget Pengiklan Untuk Native Ads Akan Meningkat

Dunia periklanan digital kian berevolusi. Setelah populer dengan penggunaan iklan banner dan iklan baris, dunia periklanan kian berinovasi agar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Adapun jenis periklanan terbaru yang digadang-gadang akan cemerlang di tahun ini adalah, native ads.
Semakin ‘melek’nya pengguna internet dengan iklan, tentu membuat mereka akan sadar dan ‘cuek’ akan keberadaan iklan. Untuk itulah native ads hadir agar bisa ‘mencuri’ perhatian pengguna internet terhadap iklan ‘tersamar’ tersebut.
Saking menjanjikannya jenis iklan ini, kabarnya di tahun 2018 budget pengiklan untuk jenis iklan native ads akan semakin meningkat.
Budget untuk native ads akan semakin besar / image via Pixabay
Dilansir dari laman Kompas Bisnis, di tahun 2018, native ads alias ‘iklan yang menyatu dalam konten’ akan semakin mendapatkan perhatian dari para pengiklan (advertiser).
Menurut laporan studi yang dirilis oleh GetCRAFT — yang berjudul  “Indonesia Native Advertising & Influencer Marketing Report 2018”, mengindikasikan bahwa di tahun 2018 para pengiklan akan menggunakan 20-30 persen dari total anggaran pemasaran mereka untuk promosi lewat media online. Dari persentase tersebut, porsi native ads tercatat yang paling besar — diperkirakan sepertiga dari total pengeluaran.
Budget pemasang iklan untuk native ads di tahun 2018 diperkirakan akan mencapai 16%, atau naik sebesar 7% dari tahun ini. Tahun ini, budget pengiklan untuk native ads adalah sebesar 9%.
“Pergeseran anggaran menuju native ads menunjukkan adanya pengakuan oleh para marketers bahwa kenyataannya, mendapatkan perhatian audiens menjadi makin sulit tiap harinya. Pertumbuhan native ads membuat brand mendapatkan pilihan solusi periklanan yang lebih baik,” kata Patrick Searle, Co-founder dan Group CEO Getcraft, Rabu (1/11/2017) — dilansir dari laman Kompas.
Laporan yang dirangkum dalam White paper GetCRAFT tersebut merupakan hasil dari tiga survei yang dikirim kepada 150 brand, agensi, penerbit  dan media, serta influencers melalui email.
Berdasarkan laporan tersebut, dapat dilihat bahwa post berbayar di media sosial (paid social media posts) mendapatkan porsi yang cukup besar, yakni sebesar 65% dari keseluruhan responden. Menurut mereka, kegiatan marketing ini akan lebih banyak dilakukan di tahun depan.
Sementara itu, 77% publisher dan media mengharapkan tahun depan native ads bisa mendongkrak lebih dari setengah total pendapatan mereka.
Kemudian sekitar 47% influencer mengharapkan kenaikan pendapatan paling tidak 2 kali lipat di tahun 2018. Bahkan ada pula 13% influencer yang memiliki ekspektasi kenaikan pendapatan hingga 5 kali lipat pada tahun 2018.
Selain melihat tren penggunaan iklan di tahun 2018, studi yang dilakukan GetCRAFT juga menunjukkan bahwa kualitas konten merupakan masalah utama dalam menggunakan native ads, hal ini diakui oleh 61 % dari total brand.
Mereka juga mengeluhkan tentang kualitas konten, yang menandakan bahwa para pengiklan ingin mengontrol cara penyampaian produk mereka. Hal ini tentu berlawanan dengan keinginan publisher dan media. Mereka mengeluhkan bahwa para pengiklan kurang memahami seperti apa native ads yang sesungguhnya.
“Brand harus bisa lebih mempercayai rekan konten mereka. Saat mereka memaksakan suara, gaya penyampaian pesan brand kepada para penerbit atau media dan influencers, mereka sebetulnya melakukan hal yang sepenuhnya bertentangan dengan definisi native advertising,” pungkas Anthony Reza,  Co- Founder dan CEO Indonesia Getcraft.
Baca juga:



Itulah dia pembahasan tentang hasil studi GetCRAFT yang menunjukkan bahwa pengiklan akan meningkatkan budget untuk native ads di tahun 2018. Bagi anda yang berprofesi sebagai publisher, harap perhatikan hal ini baik-baik. Cobalah maksimalkan ‘slot iklan’ untuk native ads pada situs anda, agar pendapatan iklan anda bisa lebih maksimal.

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here