Situasi 'Panic Selling' Dalam Bertransaksi Saham

Situasi 'Panic Selling' Dalam Bertransaksi Saham

Smallest Font
Largest Font
Dalam dunia investasi saham, ada istilah yang namanya ‘panic selling’.

Seperti apakah itu?

panic selling

Salam Investasi! Ada masa di mana investor merasa ketakutan akan terjadinya krisis keuangan dan ekonomi. Mereka mendapatkan informasi dari berbagai sumber yang membuat mereka kemudian menjual saham secara besar-besaran. Ketakutan seperti inilah yang dimaksud dengan panic selling.

Ketika para investor terjebak dalam situasi panic selling dan mereka memutuskan untuk menjual saham secara besar-besaran, maka akan berdampak pada harga saham. Dengan banyaknya transaksi penjualan saham, maka harga saham tersebut akan merosot. Sedikit saja merosot, maka akan susah sekali untuk menaikkan harganya. Diperlukan dana yang banyak untuk memberikan suntikan kepada perusahaan agar sahamnya bisa kembali menguat.
Adapun situasi panic selling ini sebenarnya terbagi 4 macam, antara lain:
1. Phoney panics
Phoney panics atau panik palsu adalah situasi panik yang disebabkan oleh terlalu mudahnya investor dalam menerima informasi. Informasi yang diterima oleh investor belum tentu keabsahannya. Selain itu investor juga melakukan tindakan karena ikut-ikutan saja. Biasanya situasi panik seperti ini dialami oleh para investor pemula.

2. Self induced
Self induced adalah situasi panik yang ditimbulkan sendiri oleh investor yang bersangkutan. Biasanya hal ini disebabkan karena investor merasa ketinggalan dari investor lain yang sudah menjual sahamnya. Alhasil, investor tersebut langsung menjual saham hari itu juga karena takut tidak bisa menjual lagi pada hari esok.
3. Contagious panics
Contagious panics atau panik menular adalah situasi panik yang terjadi akibat penularan kepanikan dari yang lain. Investor melakukan penjualan saham besar-besaran setelah melihat banyak investor lain yang menjual saham lantaran krisis ekonomi yang melanda negara tersebut. Investor lantas ketakutan krisis tersebut akan menular ke negaranya. Sebagai contoh, bisa kita lihat dari krisis Yunani yang berimbas ke negara-negara lain di Eropa.

4. Real panics 
Real panics atau panik yang sesungguhnya adalah kepanikan yang disebabkan oleh situasi yang benar-benar terjadi, misalnya krisis ekonomi. Kepanikan terjadi pada saat krisis sudah terjadi. Tak seperti kepanikan yang lain yang masih belum krisis, tapi sudah panik duluan.
Kepanikan riil ini juga bisa disebabkan oleh informasi faktual tentang menurunnya penjualan perusahaan, sehingga investor akan menjual sahamnya yang juga merosot.
Situasi panic selling memang sangat mempengaruhi harga saham. Tapi alangkah baiknya agar kita jangan cepat panik. Carilah waktu yang tepat dalam menjual saham. Gunakan analisa yang tepat disertai kesabaran yang mumpuni agar anda tidak terjebak dalam situasi panik yang berlebihan.
Salam sukses!

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
admin Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait