Profil Harry Tanoe, Seorang 'Pakar' di Bidang Investasi Saham

Profil Harry Tanoe, Seorang 'Pakar' di Bidang Investasi Saham

Smallest Font
Largest Font
Harry Tanoe
Salam investasi! Siapa yang tak kenal dengan sosok Harry Tanoe? Salah satu ‘raja media’ di Indonesia sekaligus ketua umum Partai Perindo ini merupakan orang yang masuk ke dalam jajaran 20 besar orang terkaya di Indonesia. Salah satu ‘senjata’ andalannya dalam meraih kesuksesan besar adalah dengan berinvestasi saham. Bagaimana profil dari sosok suami dari Lilyana Tanoesoedibjo ini?
Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe (lahir di Surabaya, 26 September 1965; umur 49 tahun) adalah seorang pengusaha dan tokoh politik asal Indonesia. Hary diketahui adalah pemilik dari MNC Group. 
Di bidang politik, Harry Tanoe merupakan pendiri dan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Partai Perindo). Ia juga pernah bergabung dalam Partai NasDem dan Partai Hanura. 
Hary Tanoesoedibjo lahir dan dibesarkan di Surabaya. Ia adalah anak dari Ahmad Tanoesoedibjo, seorang pengusaha. Hary adalah bungsu dari tiga bersaudara, kedua kakaknya bernama Hartono
Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo. 
Seusai menamatkan pendidikan menengahnya di SMAK St. Louis Surabaya, Hary meneruskan pendidikannya untuk mencapai gelar Bachelor of Commerce (Honours) dari Carleton University, Ottawa, Kanada (1988); serta Master of Business Administration dari Ottawa University, Ottawa, Kanada (1989).
Hary Tanoe kemudian menikah dengan Liliana Tanaja, dan memiliki lima orang anak yaitu Angela Herliani Tanoesoedibjo,
Valencia Herliani Tanoesoedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, Clarissa Herliani Tanoesoedibjo, dan Warren Haryputra Tanoesoedibjo.
Karir Bisnis
Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif Grup PT. Bhakti Investama Tbk sejak tahun 1989. Bhakti Investama bergerak dalam bisnis manajemen investasi, yang membeli kepemilikan berbagai perusahaan, membenahinya, dan kemudian menjualnya kembali. Perusahaan terrsebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan terbuka, dan seiring berjalannya waktu, perusahaan tersebut berkembang semakin besar. Pada masa krisis ekonomi Indonesia pasca tumbangnya Orde Baru, Hary melalui perusahaannya banyak melakukan merger dan akuisisi. Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham PT Bimantara Citra Tbk, dan kemudian diubah namanya menjadi PT. Global Mediacom Tbk ketika mayoritas saham sudah dimilikinya. Sejak pengambil-alihan tersebut, Hary pun terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Hary kemudian menjadi Presiden Direktur Global Mediacom sejak tahun 2002, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut. Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Media Nusantara Citra Tbk. (MNC) dan PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak tahun 2003, serta sebagai Komisaris PT. Mobile-8 Telecom Tbk., Indovision dan perusahaan-perusahaan lainnya di bawah bendera grup perusahaan Global Mediacom dan Bhakti Investama. 
Selain tiga stasiun TV swasta, yaitu RCTI, MNCTV, dan Global TV, grup medianya juga mencakup stasiun radio Trijaya FM dan media cetak Harian Seputar Indonesia, majalah ekonomi dan bisnis Trust, serta tabloid remaja Genie. Pada tahun 2011, Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, dan Hary menduduki peringkat ke-22 dengan total nilai kekayaan sebesar US$ 1,19 miliar.
Hm.. Luar biasa memang kisah dari sosok pengusaha yang satu ini. 
Semoga Bermanfaat!
(Sumber artikel: Id.wikipedia.org)

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
admin Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Berita Terkait