Bisnis
Keadaan Ekonomi Indonesia Semakin Sulit, Ini 3 Penyebab Utamanya (Versi Onlenpedia.com)
Smallest Font
Largest Font
Perekonomian semakin lesu!
Itulah yang saat ini kita rasakan!
Berdasarkan pengamatan admin, banyak sekali pedagang di pasar yang mengaku dagangannya sepi — tak seperti tahun-tahun sebelumnya. Belum lagi adanya PHK dan pengerempengan karyawan di perusahaan- perusahaan, seakan menegaskan bahwa keadaan ekonomi Indonesia sedang dalam masa yang sulit.
Kira-kira apa penyebabnya?
Berikut ini akan dipaparkan mengenai 3 penyebab keadaan ekonomi Indonesia yang semakin terpuruk, versi Onlenpedia.com. Silahkan anda simak baik-baik!
1. Target penerimaan pajak yang tak sesuai harapan
Pemerintah sepertinya ‘salah perhitungan’ dalam menganalisa penerimaan pajak yang masuk dalam APBN 2016. Dari target 1.300-an trilyun di tahun 2016, sampai bulan September ini — baru 600-an trilyun yang bisa diterima pemerintah dari sektor tersebut. Artinya dalam 9 bulan berjalan, penerimaan pajak tidak sampai 50% dari target di APBN. Pada akhirnya, pemerintah pun mencanangkan program Tax Amnesty, guna ‘mengejar’ target penerimaan dari sektor tersebut.
Berdasarkan analisa admin, faktor penerimaan pajak ini menjadi salah satu penyebab memburuknya keadaan ekonomi Indonesia. Dengan penerimaan pajak yang tak sesuai harapan, maka pemerintah akan sangat hati-hati dalam menentukan kebijakan. Subsidi, tingkat bunga, dan lain sebagainya — tidak boleh sembarangan diputuskan.
Pada akhirnya, banyak perusahaan yang gulung tikar, daya beli masyarakat menurun, harga-harga produk melambung tinggi, dan lain sebagainya yang saat ini dirasakan oleh masyarakat.
2. Terpengaruh kondisi ekonomi negara lain
Selain faktor internal, kondisi ekonomi Indonesia juga dipengaruhi oleh perekonomian negara lain, terutama negara maju.
Adapun negara yang paling berpengaruh dengan perekonomian Indonesia adalah Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat. Ketika kondisi ekonomi ketiga negara tersebut sedang kacau, maka imbasnya pun akan terasa di Indonesia. Nilai investasi dari luar negeri akan berkurang, sehingga nilai saham di pasar modal menurun. Plus pendapatan dari ekspor menurun, lantaran negara-negara tersebut melakukan penghematan dari segi impor barang dari Indonesia.
3. Karakteristik masyarakat yang konsumtif, sehingga uang lebih banyak mengalir ke luar negeri
Apabila kamu sedang jalan-jalan di jalan raya, maka kamu akan melihat produk-produk buatan Jepang, Eropa, dan Amerika lalu lalang di jalanan. Ya, produk-produk otomotif di Indonesia merupakan hasil impor dari luar negeri, dan bukan hasil karya anak bangsa. Alhasil, banyak sekali uang dari masyarakat Indonesia yang mengalir ke negara-negara produsen produk tersebut.
Pada kenyataannya, perusahaan otomotif selalu mengupgrade model dan desain produk mereka setiap tahunnya. Hal itu membuat orang-orang Indonesia yang ‘konsumtif’ selalu ‘lapar mata’ dan ingin memperbaharui motor atau mobil mereka. Inilah salah satu ‘kelemahan’ masyarakat Indonesia yang bisa ‘dimanfaatkan’ negara-negara produsen otomotif. Sifat orang Indonesia yang konsumtif dan ‘gengsian’ — membuat produk-produk otomotif dari luar laku keras tiap tahunnya. Alhasil, aliran uang ke luar negeri semakin tak terbendung.
Baca juga:
Itulah dia penjelasan singkat mengenai 3 penyebab keadaan ekonomi Indonesia yang semakin sulit. Bagi anda yang ingin tetap survive, cobalah untuk menyiapkan plan untuk masa depan yang lebih baik, seperti berbisnis ataupun berinvestasi.
Jangan lupa juga untuk selalu berhemat, agar kondisi keuangan anda tetap stabil. Ingat, gaya hidup hemat dan sederhana merupakan ‘aset berharga’ yang harus anda miliki. Jangan sampai anda ‘ditaklukkan’ oleh sifat gengsi dan gaya hidup ala-ala sosialita yang bisa ‘meruntuhkan’ keuangan anda.
Salam sukses! (af)
Editors Team
admin
Author
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow