5 Tips Cara Branding Produk & Bisnis Makanan, Dengan "Position" yang Ciamik
Onlenpedia.com – Bisnis di bidang makanan / kuliner sudah sangat menjamur.
Sebagai pebisnis, apapun yang ingin kita jual pasti sudah ada yang menjual.
Namun, bukan berarti tidak ada jalan sama sekali.
Kuncinya ada di brand positioning produk makanan, jika anda “bersikeras” untuk menekuni bidang ini
Jika produk anda tidak memiliki keunikan, maka pembeli cenderung akan membeli di kompetitor anda (yang usahanya lebih dulu eksis).
So, pertama-tama “tariklah” perhatian calon pembeli anda, yakni dengan 5 cara branding produk makanan berikut ini.
Image via Pixabay |
Sebelum membaca sampai akhir, perlu kamu ketahui bahwa kami menyediakan jasa press release di media nasional seperti kompas, tribunnews, kumparan, dll di >> VIP Onlenpedia.
1. Pemilihan menu yang tak biasa
Karena disini ceritanya memulai bisnis kuliner dari nol sama sekali, maka pemilihan menu juga termasuk di dalamnya.
Cara branding kali ini dikaitkan dengan “brand positioning”, maka pemilihan menu haruslah unik dan beda.
Anda boleh-boleh saja menggunakan menu mainstream, dengan catatan di lokasi anda akan buka usaha — belum ada pesaingnya.
Istilahnya anda-lah yang memulai buka depot dengan menu tersebut.
Beda cerita, jika sudah ada “pemain lain” di menu yang sama dalam radius di bawah 2 km dari tempat anda.
Maka bikin menu yang mainstream agaknya terkesan “datar”.
Lantas, apa maksud dari “menu yang unik” yang tadi dijelaskan?
Karena saya bukan pengusaha kuliner, maka contoh menu berikut ini terkesan absurd.
Tapi masih masuk akal, kalau sekedar dibayangkan di kepala.
Contoh menu-menu unik yang dimaksud :
– Nasi goreng lobster
– Bakso ikan
– Nasi pecel gabus
– Mie ayam lada hitam
– Ayam bakar petai
– Rawon Ikan Kakap
dan masih banyaki lagi.
Silahkan bereksperimen sendiri.
2. Teknik penamaan brand = <menu andalan> + nama anda / anak anda / siapa saja
Langkah kedua ini sebenarnya sudah banyak yang menjalankan.
Saya disini cuma sekedar “mengingatkan” saja.
Karena saya juga pernah menemui nama depot yang hanya nama orangnya saja (tanpa embel-embel nama makanan).
Misalnya Depot Arul, Warung Ajie, atau Adul Resto.
Alangkah baiknya jika “ditambahkan menu andalan” di nama brandnya.
Misal: Depot Mie Ramen Arul, Warung Ikan Bakar Ajie, atau Nasgor Adul Resto.
Tentu terdengar lebih aesthetic (dari sudut pandang kuliner).
3. Buka sampai subuh, why not?
Tips branding produk makanan yang ketiga ini masih menonjolkan “positioning” yang beda dari para “pemain lama”.
Misalnya kita taruh perbedaan itu pada jam buka dan tutup depot.
Apakah bisa, kalau depotnya buka hingga subuh?
Tidak banyak sebenarnya ada depot yang “berani” buka sampai subuh, karena berbagai pertimbangan.
Namun untuk membuat perbedaan, diperlukan langkah-langkah “ekstrim” (namun tetap terkendali).
Mungkin anda bisa mempertimbangkan langkah ini sebagai opsi.
Meski bukan keharusan.
4. Promo sistem kupon, kumpulin kupon beberapa pcs, dapat makan gratis
Tips branding produk makanan di nomor 4 ini, berkaitan dengan teknik promosi yang beda “positioning”-nya dari kebanyakan pengusaha kuliner.
Kebanyakan bos depot memberikan diskon / potongan harga.
Cobalah membuat “posisi” promosi yang agak beda.
Yang saya contohkan di sini adalah sistem kupon (boleh ditiru atau tidak).
Misalnya jika pembeli habis makan di depot anda, berikan 1 buah kupon.
Nanti jika kupon terkumpul sampai 5 atau 10, kasih makan gratis, cukup dengan kupon tersebut.
Artinya pembeli tidak perlu membayar, jika punya 5-10 kupon di tangannya.
NOTE:
– Anda boleh meniru cara ini atau tidak, semua terserah anda
– Jika anda meniru cara ini, pastikan bikin kupon yang tidak bisa dipalsukan atau digandakan
– Untuk akumulasi jumlah kupon makan gratis, terserah anda — mau 5, 7, 10, atau bahkan 100 kupon.
5. Full lesehan
Cara branding terakhir adalah, dalam hal “konsep” tempat jualan.
Jika kebanyakan usaha kuliner menyediakan tempat dengan kursi duduk, anda bisa membuat perbedaan dengan menyediakan tempat full lesehan.
Mungkin konsep seperti ini sudah ada yang menjalankan, tapi tak terlalu banyak.
Ada juga mungkin yang menyediakan campuran antara kursi dan lesehan.
Khusus untuk “taktik” branding tempat kali ini adalah dengan full lesehan. Biar beda dan tampak “spesial”.
Anda bisa mempertimbangkan hal ini.
Atau mungkin anda memiliki konsep lain yang “lebih beda”?
Baca juga:
Cara cerdas branding imej di Facebook
Itulah dia tips dan cara branding produk dan makanan, dengan “positioning” ciamik “ala saya”.
Jika kesemua langkah di atas dijalankan sekaligus, maka akan muncul brand positioning “baru” yang cukup unik.
“Positioning” yang tercipta di benak konsumen — jika menerapkan cara di atas adalah : “depot / resto dengan menu tak biasa, yang buka sampai subuh — plus dapet kupon makan gratis — dengan tempat yang full lesehan.
Bagaimana menurut anda?
Apakah terdengar unik?
Tapi semua kembali ke anda, untuk “mengkombinasikan” berbagai keunikan, agar terlihat spesial dan gimanaa gituw.. (af)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow