3 Anggapan yang Salah Dalam Berinvestasi Saham
Smallest Font
Largest Font
Karakter sebagian orang Indonesia berbeda dengan karakter orang Amerika dan Eropa. Apalagi kalau dilihat dari segi investasi saham. Kebanyakan orang Indonesia masih sangat ‘tabu’ dengan yang namanya investasi saham. Berbeda dengan orang Amerika dan Eropa yang sudah sangat terbiasa dengan pasar modal.
Tanpa berbasa-basi lagi, berikut ini ada 3 anggapan yang salah dalam berinvestasi saham oleh orang-orang Indonesia.
Seperti apakah?
3 Anggapan yang salah dalam berinvestasi saham di mata sebagian besar orang Indonesia
1. Berinvestasi saham itu mahal
Untuk poin yang pertama ini berlaku puluhan tahun yang lalu. Kala itu, berinvestasi saham paling tidak harus memiliki modal Rp 50 juta.
Untuk saat ini, berinvestasi saham jauh lebih murah. Bahkan dengan modal 1 juta pun anda sudah bisa berinvestasi saham.
Selain itu, pemerintah berusaha agar pasar saham bisa disentuh oleh semua kalangan. Salah satu caranya adalah, dengan menurunkan jumlah perlot saham, dari 500 lembar menjadi 100 lembar. Alhasil, pembelian saham yang biasanya minimal 1 lot pun menjadi lebih murah.
2. Berinvestasi saham itu rumit
Sebenarnya, berinvestasi saham itu tidak terlalu rumit. Anggap saja kita memberikan modal kepada suatu perusahaan dengan cara membeli sahamnya.
Untuk membeli saham biasanya dilakukan di bursa (pasar modal), dengan perantara perusahaan sekuritas. Jadi, untuk menanam saham di suatu perusahaan (yang terdaftar di BEI), anda harus membuka rekening dulu di perusahaan sekuritas pilihan anda.
3. Saham adalah sesuatu yang berbahaya
Ada semacam pandangan atau anggapan yang mengatakan kalau saham adalah sesuatu hal yang berbahaya. Berbahaya yang dimaksud adalah, ketika kita mendengar berita tentang ada yang bunuh diri lantaran uangnya habis gara-gara berinvestasi saham. Kemudian ada juga cerita yang mengatakan kalau perusahaan-perusahaan tertentu ada yang ‘curang’ dalam menerbitkan saham.
Untuk alasan yang pertama, tidak semua orang rugi dalam berinvestasi saham. Seperti bidang usaha lainnya, berinvestasi saham juga memiliki 2 kemungkinan, yaitu untung dan rugi. Semua tergantung insting dan sense kita dalam berinvestasi saham. Selain itu juga faktor-faktor eksternal yang turut mempengaruhi.
Untuk urusan ‘bunuh diri gara-gara saham’, mungkin untuk bisnis lain pun ada juga yang bunuh diri lantaran bangkrut. Jadi, usaha apapun, punya kemungkinan rugi/bangkrut, tak hanya investasi saham.
Kemudian anggapan untuk perusahaan yang ‘curang’ dalam menerbitkan saham, tidak semuanya seperti itu. Perusahaan-perusahaan seperti Unilever, Indofood, BNI, Toyota dan perusahaan terpercaya lainnya juga menerbitkan saham. Jadi tergantung kita dalam memilih saham mana yang memiliki track record yang positif. Anggap saja seperti seorang wanita yang memilih pria yang akan mendampinginya. Tak semua pria itu baik, ada yang kasar, jahat, ataupun baik hati. Semua tergantung si wanita yang memilih pasangan dalam hidupnya.
Well, ketiga anggapan di atas sudah selayaknya kita singkirkan dari benak kita. Apalagi saat ini era semakin maju, jangan sampai pikiran kita justru jalan mundur. Kuncinya adalah, belajar dan terus belajar — serta jangan malas untuk mencari tahu. Semua tergantung kita dalam mengambil keputusan ketika berinvestasi saham.
Sekian dahulu artikel singkat mengenai 3 anggapan yang salah dalam berinvestasi saham ini kami sajikan. Semoga bermanfaat!
Editors Team
admin
Author
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow