Bisnis
3 Alasan Kenapa "Gaya Hidup Hemat" Merupakan "Aset" Hidup yang Sesungguhnya
Smallest Font
Largest Font
Onlenpedia.com | Selama ini orang-orang menganggap bahwa aset hidup adalah barang-barang mewah seperti rumah mewah, mobil mewah, berlian, dan benda-benda mahal lainnya. Menurut kami, benda-benda itu bukanlah ‘aset’ yang sesungguhnya. ‘Aset’ yang sesungguhnya versi kami adalah — gaya hidup seseorang, terutama yang mampu menerapkan gaya hidup hemat dan sederhana.
Mengapa bisa demikian?
Bagi anda yang masih bingung, di sini akan dipaparkan mengenai 3 alasan kenapa gaya hidup hemat adalah ‘aset’ yang sesungguhnya dalam hidup. Adapun 3 alasan tersebut terdiri dari:
1. ‘Hemat pangkal kaya’
Pepatah mengatakan ‘hemat itu pangkal kaya’.
Lantas, apabila kita sudah kaya — apakah masih perlu berhemat?
Jawabannya tentu saja IYA.
Pada dasarnya, ‘mempertahankan’ kekayaan jauh lebih sulit ketimbang ‘meraih’ kekayaan. Maka dari itu, gaya hidup hemat harus tetap dipertahankan, karena itulah ‘aset’ yang harus dijaga agar anda tetap kaya. Jangan sampai anda terbawa nafsu membeli sesuatu yang tak benar-benar dibutuhkan. Belilah sesuatu yang memang diperlukan, dan penting untuk kehidupan anda.
Lantas, uangnya untuk apa?
Alangkah baiknya agar uang anda digunakan untuk menabung, berinvestasi, atau ekspansi bisnis. Jangan sampai uang anda dihabiskan untuk berfoya-foya — karena anda akan menyesal di kemudian hari.
2. Rata-rata orang kaya di dunia bergaya hidup hemat
Kadangkala kita perlu belajar ‘gaya hidup hemat’ dari mereka yang sudah sukses. Sebagai contoh, 2 konglomerat dunia yaitu Mark Zuckeberg (pendiri Facebook) dan Warren Buffet (investor tersukses di dunia) justru menerapkan pola hidup sederhana dan hemat.
Mark Zuckeberg, ketika mengadakan resepsi pernikahan — hanya mengadakan acara sederhana di halaman belakang rumahnya, dengan jumlah tamu undangan terbatas (hanya ratusan orang saja). Bandingkan dengan selebriti-selebriti Indonesia yang kekayaannya jauh di bawah Mark, mereka justru mengadakan acara resepsi super mewah, plus diliput secara LIVE oleh stasiun TV selama berhari-hari. Sungguh ironis, bukan?
Kemudian contoh lainnya adalah yang dilakukan oleh Warren Buffet terkait gaya hidup hematnya. Dengan total aset lebih dari 1.000 triliun, Buffet hanya menggunakan uangnya tak lebih dari 90 juta pertahun. Kemudian, rumah miliknya pun sangat sederhana, dan mobilnya juga mobil biasa saja. Selain itu, Warren Buffet mengaku tak pernah menyewa bodyguard setiap kali bepergian. Benar-benar sederhana, bukan?
3. Terbiasa hemat, tak masalah kalau (seandainya) mengalami kebangkrutan
Yang namanya hidup, pasti ada masanya terpuruk ataupun bangkrut. Meskipun kita sudah berusaha sebaik-baiknya, bisa saja kebangkrutan disebabkan karena ditipu partner bisnis, penurunan omset, dan sebab lainnya.
Apabila musibah tersebut menimpa orang yang terbiasa hidup hemat, maka masalah tersebut masih mampu dihadapinya. Bayangkan kalau yang bangkrut adalah pengusaha yang terbiasa hidup mewah dan suka foya-foya, tentu dia akan depresi berat dan bukan tidak mungkin bakal bun*h diri.
Jadi, dengan terbiasa bergaya hidup hemat, setidaknya bisa dijadikan ‘bekal’ jika suatu saat mengalami keterpurukan dari segi ekonomi.
Baca juga:
Sulit memang untuk mengamalkan ‘aset’ sesungguhnya, yakni ‘gaya hidup hemat’. Namun, apabila dibiasakan dari sekarang, maka perlahan-lahan anda pun akan terbiasa melakukannya.
Jangan lupa juga untuk menanamkan sifat hidup hemat dan sederhana kepada anak-anak anda — agar menjadi ‘bekal’ mereka di masa depan. Jangan sampai anda membiasakan mereka hidup mewah, memanjakan mereka, dan selalu menuruti kemauan mereka. Hal itu akan berefek buruk, yakni di masa depan mereka akan menjadi figur yang pemalas, suka mengeluh, suka menuntut banyak hal, dan tak terbiasa hidup sulit.
Semoga bermanfaat!
Editors Team
admin
Author
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow