Muamalah

Muamalah

Portal Islam

Apr 30, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking

Bersaing Dengan Bisnis Sejenis, Atau Menciptakan Peluang Bisnis Baru? Baca 3 Hal Ini!

Onlenpedia.com | Dalam berbisnis, ada 2 pilihan yang bisa kita pilih, yakni ‘menjalankan bisnis yang sudah banyak kompetitornya’ — atau ‘menjalankan bisnis yang belum ada kompetitornya’. Istilahnya, ‘bersaing dengan bisnis sejenis’ — atau ‘menciptakan peluang bisnis baru’.
Seandainya anda dihadapkan pada 2 pilihan di atas, manakah yang akan anda pilih?
Bersaing dengan bisnis sejenis atau menciptakan peluang bisnis baru? / via Pixabay
Di masa lalu, banyak sekali tercipta peluang bisnis baru — karena dunia bisnis yang inovatif dan kreatif terbilang ‘sepi’. Sebut saja inovasi yang dilakukan Bill Gates, Steve Jobs, dan Mark Zuckerberg yang terbilang ‘baru’ pada zamannya. Semua nama di atas terbilang sukses dalam menciptakan something new, dan mengantarkan mereka di daftar orang terkaya di dunia.
Namun, di masa kini — hampir semua bidang bisnis sudah ada ‘pemain’nya. Alhasil, sangat sulit untuk menciptakan peluang baru, jadi banyak pebisnis yang memilih untuk bersaing dengan kompetitor yang bisnisnya sejenis dengan mereka.
Namun, tak menutup kemungkinan untuk peluang bisnis baru tercipta, khususnya di pasar yang lebih regional / lokal — bukan global. Misalnya, di Indonesia belum ada yang membuat search engine seperti Google atau Baidu, dan social network macam Facebook atau Twitter.
Yang jadi pertanyaan, manakah yang akan anda pilih? Bersaing di bisnis yang sudah ada, atau menciptakan peluang bisnis baru?
Bagi anda yang masih bingung dalam menjawab pertanyaan di atas, di sini akan dipaparkan 3 hal yang bisa menjadi bahan pertimbangan anda dalam menentukan pilihan. Tiga hal yang dimaksud, antara lain:



1. Bersaing dengan bisnis sejenis cukup menjanjikan, asal produk yang dijual sangat dibutuhkan masyarakat (primer)


Anda bisa memilih ‘bersaing dengan bisnis (sejenis) yang sudah ada’, dengan catatan bisnis tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat. Seberapa banyak kompetitor anda, bisnis anda akan tetap berjalan secara normal — karena siapapun membutuhkan produk / jasa yang anda jual.
Sebagai contoh, anda bisa menjalankan salah satu dari bisnis ‘primer’ berikut ini:
– Bisnis kuliner (cemilan / makanan besar)
– Jualan sembako
– Toko obat / apotek
– Jual spare part kendaraan bermotor
– Jual produk fesyen (pakaian, sepatu, dll)
– Jual pulsa / kuota internet
– Jual produk-produk retail
– Jasa percetakan
– Jasa fotokopi
– Jasa pertukangan
– Jasa perbengkelan
– Toko bangunan
– Servis handphone
– Jasa potong rambut / salon / barber shop
dan lain sebagainya.

2. Bersaing di bisnis yang ‘ceruk pasar’nya kecil, membuat ‘jatah rezeki’ akan terbagi

Kebalikan dari poin pertama, apabila anda ingin bersaing dengan bisnis yang sudah ada — maka hindarilah bisnis yang ‘ceruk pasar’nya kecil, dalam artian produknya tak terlalu dibutuhkan masyarakat. Apabila anda menjalankan bisnis ini — dan kompetitor sudah banyak di dekat tempat usaha anda, maka ‘jatah rezeki’ akan terbagi-bagi. Kemungkinan terburuknya adalah, bisa saja anda akan ‘tereliminasi’ lantaran kalah bersaing, baik dari segi harga maupun pelayanan.
Adapun contoh bisnis yang ‘ceruk pasar’nya kecil dan tak terlalu dibutuhkan, antara lain:
– Jual gorden
– Jual alat pancing
– Jual alat musik
– Studio musik
– Jual produk furnitur mewah
– Salon mobil
– Jual ikan hias
dan lain sebagainya.

3. Menjalankan peluang bisnis baru, belum tentu menjanjikan — kalau pangsa pasarnya tidak cocok / belum siap

Ketika anda ingin menjalankan peluang bisnis yang benar-benar baru, dan belum ada di daerah tempat tinggal anda — maka belum tentu bisnis tersebut bisa cocok dengan pangsa pasar yang anda sasar. Selain itu, bisa saja pangsa pasar anda ‘belum siap’ dengan produk / jasa yang anda tawarkan, lantaran masih gaptek, dan lain sebagainya.
Contoh bisnis yang belum tentu cocok dengan pangsa pasar di Indonesia, antara lain:
– Buka restoran dengan masakan khas negara tertentu, misalnya masakan khas Yunani
– Buka jasa ojek online di daerah pedalaman yang koneksi internetnya lemot atau masyarakatnya masih gaptek

– Buka toko fesyen produk branded di kawasan pedesaan
dan lain sebagainya.
Maka dari itu, hindarilah menjalankan ‘peluang bisnis baru’ seperti pada contoh di atas — lantaran pangsa pasar yang tidak cocok / belum siap.
Baca juga:



Itulah dia penjelasan singkat mengenai 3 hal yang bisa menjadi bahan referensi anda dalam memilih — antara ‘menjalankan bisnis yang sudah ada’ — atau ‘menciptakan peluang bisnis baru’.
Pertanyaannya sekarang, manakah yang akan anda pilih dari kedua pilihan di atas?
Silahkan berikan jawaban anda di kolom komentar.

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here